Sadra International Institute berkolaborasi dengan Universitas Paramadia selenggarakan bedah buku Teori Pendidikan Islam: Tinjauan Qur’ani dan Filosofis karya Dr. Jamileh Alamolhoda. Acara ini diselenggarakan di Universitas Paramadina, Cipayung, 12 Juni 2023 pukul 10.00-12.00. Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid dengan menggunakan zoom meeting. Diawali oleh sambutan rektor Universitas Paramadina, Prof. Dr. Didik J. Rachbini, beliau mengapresiasi kegiatan kolaborasi ini. Sambutan kedua disampaikan oleh Dr. Abdelaziz Abbaci selaku Direktur Sadra International, beliau menyampaikan bahwa penerbitan buku ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat akan kebutuhan ilmu pendidikan Islam yang disajikan secara sistematis. Hadir pula di acara ini Dr. Fatchiah E. Kertamuda (Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Univ. Paramadina) dan Syamsul Arif Ph.D (Wakil Direktur Sadra International). Hadir di acara ini Dr. Haidar Bagir sebagai pemateri pertama, Dr. Subhi Ibrahim sebagai pemateri kedua, dan Dida Darul Ulum, M.Ud selaku moderator.
Pada kesempatan ini Dr. Haidar Bagir menyampaikan bahwa isi dari buku Teori Pendidikan ini menjadi concern-nya saat ini. Beliaunya menyampaikan bahwa mental health menjadi persoalan genting di Indonesia. Data menunjukkan bahwa 12 persen anak muda Indonesia mengalami masalah mental health. Dr. Haidar Bagir menjelaskan kaitan antara konsep-konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Dr. Jamileh Alamolhoda dan model-model sekolah yang ada di dunia. Corak yang ada dalam buku ini adalah filsafat wujud Mulla Sadra yang juga dapat kita temukan dalam pemikiran Ibn Arabi. Secara bahasa yang digunakan, Dr. Haidar Bagir mengkritik buku ini karena bahasa yang digunakan terlalu kaku. Beliau juga menjabarkan dua model sekolah, yakni sekolah yang dibangunnya sendiri, Lazuardi, dan sekolah Rudolf Steiner, yang mirip dengan konsep pendidikan Dr. Jamileh.
Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu serta merta menihilkan pendidikan Barat. Bahwa dalam keanekaragaman yang ada kita mengetahui kenyataan bahwa setiap manusia itu berada dalam jaringan filsafat Ada. Rudolf Steiner berpendapat bahwa pendidikan harus mengakomodasi semua aspek dari manusia, dari segi lahir maupun batin. Pendidikan harus dilaksanakan secara integral.
Millenial World School yang didirikan atas dasar konsep Rudolf Steiner memasukkan konsep tasawuf dan filsafat dalam pendidikan. Dr. Haidar mengatakan bahwa jika buku karya Dr. Jamileh masih berada dalam tataran teori, maka dalam sekolah world school telah sampai pada tataran silabus, kurikulum, dan praktik, sehingga buku teori pendidikan harus mendapatkan supportnya sehingga dapat diterapkan dalam praktik pendidikan.
Satu hal menarik yang kita dapatkan bahwa dalam buku ini Dr. Jamileh mengatakan bahwa filsafat Islam sangat mirip dengan filsafat Timur, keduanya memuat pendidikan integral. Pendidikan integral filsafat Timur dapat kita temukan misalnya pada pemikiran Sri Aurobindo. Jadi ada kemungkinan Dr. Jamileh mengakui adanya kaitan antar tradisi. Ini juga masukan untuk buku ini, mungkin Dr. Jamileh memasukkan komparasi pendidikannya dengan model pendidikan Rufolf Steiner atau Sri Aurobindo. Ada satu ungkapan menarik dalam buku Dr. Jamileh, yang juga dapat kita temukan dalam gagasa Rudolf Steiner atau dalam pendidikan integral. Bahwa sebenarnya indra dan pikiran berbeda dan di dalam diri manusia telah terdapat segalanya, yakni wujud dzihni. Dalam gagasan Steiner maupun pendidikan integral juga demikian. Adapun perbedaan dalam manusia dikarenakan ada predisposisi lingkungan yang membentuk diri manusia. Alhasil buku ini sangat bagus dan penting, juga memberikan model-model pendidikan Islam.
Adapun Dr. Subhi Ibrahim memaparkan teori filsafat yang ada di buku ini. Bahwa dasar filsafat yang digunakan oleh Dr. Jamileh merupakan filsafat hikmah Sadruddin Syirazi, atau yang kita kenal sebagai Mulla Sadra. Bangunan filsafatnya kokoh dan tegak (rasional) di antara aliran filsafat lainnya. Pemikiran khas dari filsafat ini adalah gagasan tentang Ada, di mana segala sesuatu yang ada tidak terlepas dari Ada yang hakiki. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Adapun penandatanganan nota kesepemahaman (MoU) dilakukan di hari berikutnya.