Sadra International Institute bekerja sama dengan Sekolah Kajian dan Stratejik Global (SKSG) UI dan STAI Sadra gelar bedah buku Teori Pendidikan Islam karya Dr. Jamileh Alamolhoda. Acara ini diselenggarakan di Gedung IASTH SKSG UI Salemba (6/12).
Acara diawali dengan sambutan Direktur SKSG, Athor Subroto, Ph.D. Beliau menyampaikan bahwa acara ini merupakan langkah awal kerja sama antara SKSG UI dengan Sadra. Kerja sama ini membuka kerja sama yang lebih besar, yakni konferensi internasional di Tehran. Sambutan kedua disampaikan oleh Dr. Hossein Mottaghi selaku Ketua Hikmat Al-Mustafa Indonesia yang diterjemahkan oleh Abdullah Abdul Kadir, MA. Beliau menjelaskan secara ringkas isi buku ini dan urgensinya. Ia mengatakan bahwa buku ini sangat implementatif untuk Indonesia, dan pengamatannya selama 4 tahun di Indonesia menghasilkan kesimpulan bahwa isi buku ini sangat cocok untuk masyarakat Indonesia.
Acara dilanjutkan kepada pembedah pertama, Prof. Sururin yang saat ini merupakan Wakor Kopertais III. Ia menjelaskan bahwa buku ini tidak hanya sakadar tentang pendidikan Islam, melainkan berisi filsafat Islam itu sendiri. Teori pendidikan yang dibangun oleh penulis didasarkan pada filsafat Mulla Sadra. Menurutnya, apa yang paling menarik dari hadirnya buku ini adalah bahwa penulisnya merupakan seorang perempuan. Tidak banyak perempuan yang mengkaji filsafat secara serius. Buku ini juga telah diterjemahkan ke dalam tiga bahasa (Arab, Inggris, dan Indonesia) yang mengisyaratkan bahwa kebermanfaatan buku ini tidak diragukan lagi.
Dilanjutkan oleh Dr. Kholid Al-Walid selaku pembedah kedua, ia menyampaikan bahwa filsafat Hikmah Muta’alliyah yang dijadikan dasar pijakan oleh Dr. Jamileh merupakan aliran filsafat yang telah mapan. Aliran ini memadukan antara penalaran rasional dan intuisi. Dalam karya ini dijelaskan bahwa pada prinsipnya, ketika kita mendidik manusia, bukan hanya sebagai objek biasa. Manusia adalah kreasi Tuhan yang paling sempurna. Di dalamnya tergambar seluruh realitas wujud. Pendidikan, selain bertujuan untuk mengajarkan kecerdasan dan keahlian, tetapi juga mengantarkan manusia pada kesempurnaan.
Pembedah ketiga, Dr. Bagus Takwin, menyampaikan rasa senangnya membaca buku ini. Ia mengatakan buku ini berangkat dari pandangan filosofis yang kokoh. Ia sependapat dengan Dr. Jamileh dalam karyanya, bahwa seharusnya pengetahuan jangan didasarkan pada kesepakatan atau suara terbanyak. Justru ilmu seharusnya yang menginterupsi dan mengarahkan masyarakat. Problem saat ini adalah kita dibawa oleh pasar, dan kebenaran menjadi tidak pernah pasti dan membuat kekacauan.
Dalam kesempatannya, Dr. Ibrahim Badry selaku pembedah keempat kemudian mengatakan bahwa landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis mengakar kuat dalam teori pendidikan Dr. Jamileh. Pendidikan Islam dalam konsepsi Sadrian itu pada akhirnya akan memuat tiga tujuan utama. Pertama adalah pengenalan diri, yaitu pembentukan identitas secara dinamis dan terus-menerus; menjadi khalifah di bumi, yaitu memecah dunia simbolik dan tanda-tanda alam sebagai tampakan realitas; dan terakhir menjadi rahmatan lil alamin, yaitu menyelamatkan yang lain dengan membentuk masyarakat yang sehat.
Di sela-sela acara, para pakar dari Iran, Dr. Rahimpur dan Dr. Oshuri, memberikan tanggapannya melalui Zoom. Dr. Rahimpur menyampaikan bahwa untuk membangun sebuah masyarakat maka diperlukan identitas. Maksud dari identitas itu bukan yang kita pahami biasanya, melainkan kemampuan manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya. Dr. Oshuri juga tak jauh beda dengan Dr. Rahimpur.
Acara diakhiri dengan tanggapan sang penulis buku, Dr. Jamileh Alamolhoda. Beliau menyampaikan tanggapannya melalui zoom. Ia mengapresiasi kegiatan ini dan berterima kasih kepada para narasumber atas tanggapan dan masukannya atas karyanya yang bedah. Dr. Jamileh saat ini juga telah menyelesaikan karya terbarunya, konsep perempuan ideal dalam Islam.