Setelah dibedah di Universitas Paramadina, SII menuju Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) untuk gelar bedah buku Islam dan Lingkungan Hidup: Tinjauan Qur’ani Holistik pada Senin, 27/05. Acara ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTIRTA yang menghadirkan para pakar dan diikuti oleh para dosen dan mahasiswa UNTIRTA.
Diawali sambutan oleh Dr. Abbaci, beliau menyampaikan ringkasan isi buku yang akan dibedah dan mengapresiasi atas terselenggaranya acara ini. Menurutnya, karya yang ditulis oleh Ayatullah Jawadi Amuli ini dapat menjelaskan dengan baik bagaimana manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah atau pengganti-Nya di muka bumi. Manusia sebagai makhluk yang bisa menghadirkan semua nama-nama Allah dan memiliki peran sebagai penjaga alam. Ia menyampaikan bahwa semua masalah dan kerusakan yang terjadi di alam ini karena dokotomi antara yang profan dan yang sakral. Manusia menganggap Tuhan, malaikat, dan entitas imateri sebagai yang sakral, sementara yang fisik seperti alam dan benda mati sebagai yang profan. Hal ini memicu eksploitasi terhadap alam yang berakibat pada kerusakan. Padahal, semua yang ada di alam ini merupakan wajah Ilahi, manifestasi Allah, sehingga alam sebenarnya merupakan sesuatu yang sakral. Dengan cara pandang ini semestinya manusia menghormati alam dan dapat menjaga alam sembari memanfaatkannya secara lestari Sambutan diilanjutkan oleh Dr. Rusmana, MP yang merupakan wakil rektor bidang akademik UNTIRTA. Ia menyampaikan apresiasinya kepada para pakar yang sudah bersedia hadir. Buku yang dibedah kali ini menurutnya sejalan dengan visi UNTIRTA. Sambutan Dr. Rusmana sekaligus membuka acara bedah buku.
Acara dimoderatori oleh Arip Sanjaya, M.Phil, dan menghadirkan 3 pembicara. Dr. Fadhlullah selaku Dekan FKIP UNTIRTA, Dr. Subhi Ibrahim selaku Direktur Paramadina Graduate School of Islamic Studies (PGSI), dan Hadi Kharisman, Ph.D selaku dosen STAI sadra.
Selaku pembicara yang pertama, Hadi Kharisman mengaku bahwa awalnya ia menyangka bahwa buku ini menjelaskan seputar lingkungan sebagai manifestasi Tuhan, dan harus dijaga dengan dalil-dalil Qur’ani. Namun kemudian ternyata ia mendapati bahwa buku ini tidak hanya membicarakan masalah teologis yang membahas pesan-pesan Islam untuk menjaga lingkungan, tetapi juga menjelaskan mengenai isu sosial dan politik, di mana isu politik dan sosial menjadi sebab kerusakan lingkungan. Buku ini menggambarkan bagaimana semua isu saling terkait dengan lingkungan menggunakan analisa filosofis. Buku ini mengarahkan pembaca untuk memahami bahwa semua permasalahan lingkungan disebabkan karena cara pandang manusia yang tidak mampu memahami hakikat dirinya dan hakikat alam. Ini sesuai dengan gerakan ekologi dalam, bahwa manusia dan lingkungan merupakan entitas sakral. Ia berkesimpulan bahwa buku ini mengandung pandangan dunia Islam yang berporos pada tauhid. Alam merupakan tanda-tanda Allah yang menyimpan makna-makna Ilahi. Sehingga mensakralkan alam menjadi suatu keharusan, yaitu dengan menjaganya, untuk memahami makna di baliknya.
Materi dilanjutkan oleh Dr. Fadhlullah yang saat ini merupakan Dekan FKIP UNTIRTA. Ia mengatakan bahwa alam yang dianggap profan sebenarnya sakral. Ia mengatakan bahwa buku Islam dan Lingkungan Hidup ini sangat inspiratif. Bahwa yang dimaksud iblis dalam kisah adam di masa ini adalah kapitalisme dsn sekularisasi di mana keduanya ingin menjauhkan dunia dari agama yang berakhir pada eksploitasi dan perusakan alam. Menurutnya, buku ini sangat fundamental dan revolusioner karena menyajikan suatu paparan yang sangat teologis dan filosofis, sehingga kita tahu bahayanya kapitalisme dan sekularisme. Satu kata kunci menarik yang dikutip Dr. Fadhlullah dalam buku ini yaitu ekologi integratif. Baginya, ketika kita berbicara tentang lingkungan, kita tidak hanya berbicara tentang lingkungan, melainkan berbicara mengenai kemanusiaan, bahkan berbicara tentang Tuhan. Merusak lingkungan merupakan pengkhianatan terhadap tuhan.
Materi ketiga dilanjutkan oleh Dr. Subhi Ibrahim. Baginya buku ini merupakan literatur yang sangat penting, karena masih sedikit sekali buku-buku yg membahas tentang lingkungan hidup perspektif Islam. Ada satu buku bagus yg ditulis oleh Seyyed Hossein Nasr berjudul “Man and Nature” yang diterbitkan tahun 1960an, di mana dalam buku ini telah diprediksikan akan terjadi krisis lingkungan yang cukup dalam. Buku kedua adalah “Religion and the Order of Nature”, yang menjelaskan hubungan antara visi kosmologis dari berbagai agama-agama yang terkait dengan kelestarian alam. Kedua buku ini yang sering dirujuk. Bagi Dr. Subhi, buku karya Syekh Jawadi Amuli penting karna melengkapi ruang kosong dari kedua buku sebelumnya. Buku ini ia rekomendasikan kepada mahasiswa FKIP.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan pertanyaan-pertanyaan para dosen dan mahasiswa yg sangat antusias. Lebih dari 170 peserta yang hadir, dan diharapkan diskusi ini menghasilkan ide-ide dan implementasi yang baru bagi FKIP dan pendidikan Indonesia secara umum.